Sumber: google.com |
Tidak mengancam jiwa, tidak menular, tidak ada gangguan,
penyakit kulit vitiligo tetap penting dibahas. Pasalnya, dr. Dian Pratiwi,
SpKK, FINSDV, FAADV, mengatakan, vitiligo sangat berkaitan dengan depresi
berat.
"Vitiligo berkaitan dengan depresi, ini bukan suatu hal
yang jarang ditemui. Datang menangis, gak mau pergi sekolah, gak mau keluar,
gak mau aktivitas," katanya kepada AkuratHealth, dibilangan Menteng, Jakarta
Pusat, Rabu, (21/11).
Terbukti, sebuah penelitian dengan sampel 270 studi dan 2708
kasus, menunjukan prevalensi yang alami depresi 0,25 persen, kemudian yang
menunjukan gejala vitiligo 0,34 persen yang alami depresi.
"Orang yang vitiligo memungkinkan lima kali lipat untuk
alami depresi berat daripada yang tidak vitiligo," jelasnya.
Tak hanya itu, kaitan vitiligo dan stres juga berkaitan
tentang pemicu dan memperburuk keadaan vitiligo.
Dalam waktu yang bersamaan, dokter spesialis kulit dan
kelamin, Anthony Handoko, stres psikis yang susah dihindari kedatangannya itu
menjadi salah satu pemicu timbulnya dan memperluas vitiligo tidak ada
habis-habisnya.
"Makanya pasien vitiligo juga dikatakan harus siap
secara mental, menerima terlebih dahulu bahwa saya vitiligo, dibawa lebih
santai, pengalaman Kami kalau lebih rileks pengobatan lebih banyak
kemajuan," jelas dokter Anthony.
Sumber: akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar